close
Naskah Kiprah Sosiologi: Sosialisasi - Tulisan-Tulisan Kuliahku

Halaman

Sabtu, 05 Januari 2013

Naskah Kiprah Sosiologi: Sosialisasi

Ini ialah makalah naskah kiprah sosiologi perihal sosialisasi. Saya buat ini untuk membantu mencari rujukan tugas. Sebelum memakai isi artikel ini, harap cantumkan sumbernya dengan jelas.

Sumber lainnya: Sosialisasi dan Pembentukan Kepribadian (Materi Ringkasan Sosiologi)

1. Pengertian Sosialisasi

(Selengkapnya baca artikel perihal Pengertian Sosialisasi)

Sosialisasi menunjuk pada semua faktor dan proses yang membuat setiap insan menjadi selaras dalam hidupnya di tengah-tengah masyarakat. Seorang anak dikatakan telah melaksanakan sosialisasi dengan baik, apabila ia bukan hanya menampilkan kebutuhannya sendiri saja, tetapi juga memerhatikan kepentingan dan tuntutan orang lain.

Pengertian sosialisasi secara umum sanggup diartikan sebagai proses berguru individu untuk mengenal dan menghayati norma-norma serta nilai-nilai sosial sehingga terjadi pembentukan sikap untuk berperilaku sesuai dengan tuntutan atau sikap masyarakatnya.

Proses pembelajaran berlangsung secara bertahap, perlahan tapi niscaya dan berkesinambungan. Pada awalnya, proses itu berlangsung dalam lingkungan keluarga, kemudian berlanjut pada lingkungan sekitarnya, yaitu lingkungan tetangga, kampung, kota, hingga lingkungan negara dan dunia. Di samping itu, individu mengalami proses enkulturasi (pembudayaan), yaitu individu mempelajari dan menyesuaikan alam pikiran dan sikapnya dengan budpekerti istiadat, sistem norma, dan peraturan yang berlaku dalam kebudayaan masyarakatnya.

Manusia lahir ke dunia sebagai bayi yang penuh dengan segala macam kebutuhan fisik. Kemudian ia menjadi seorang insan dengan seperangkat nilai dan sikap, kesukaan dan ketidaksukaan, tujuan serta maksud, contoh reaksi dan konsep yang mendalam, serta konsisten dengan dirinya. Setiap orang memperoleh semua itu melalui suatu proses berguru yang kita sebut sebagai sosialisasi, yakni proses berguru yang mengubahnya menjadi seorang pribadi yang manusiawi. Sosialisasi ialah suatu proses di mana seseorang menghayati (internalize) norma-norma kelompok di mana ia hidup sehingga timbullah ‘diri’ yang unik. Definisi sosialisasi ialah proses mempelajari kebiasaan dan tata kelakuan untuk menjadi suatu potongan dari suatu masyarakat, sebagian ialah proses mempelajari peran.

Pengertian sosialisasi berdasarkan para ahli:

1. Soerjono Soekanto

Sosialisasi ialah proses sosial daerah seorang individu mendapat pembentukan sikap untuk berperilaku yang sesuai dengan sikap orang-orang di sekitarnya.

2. Peter L. Berger

Sosialisasi ialah proses pada seorang anak yang sedang berguru menjadi anggota masyarakat. Adapun yang dipelajarinya ialah peranan contoh hidup dalam masyarakat yang sesuai dengan nilai dan norma-norma maupun kebiasaan yang berlaku dalam masyarakat.

3. Charlotte Buhler

Sosialisasi ialah proses yang membantu individu-individu berguru dan beradaptasi terhadap bagaimana cara hidup dan bagaimana cara berpikir kelompoknya, semoga ia sanggup berperan dan berfungsi dalam kelompoknya.

4. Koentjaraningrat

Sosialisasi ialah seluruh proses di mana seorang individu semenjak masa kanak-kanak hingga dewasa, berkembang, berhubungan, mengenal, dan beradaptasi dengan individu-individu lain yang hidup dalam masyarakat sekitarnya.

5. Irvin L. Child

Sosialisasi ialah segenap proses yang menuntut individu menyebarkan potensi tingkah laris aktualnya yang diyakini kebenarannya dan telah menjadi kebiasaan serta sesuai dengan standar dari kelompoknya.

6. Kamus Besar Bahasa Indonesia

Sosialisasi artinya suatu proses berguru seorang anggota masyarakat untuk mengenal dan menghayati kebudayaan masyarakat di lingkungannya.

7. Bruce J. Cohen

Sosialisasi ialah proses-proses insan mempelajari tata cara kehidupan dalam masyarakat untuk memperoleh kepribadian dan membangun kapasitasnya semoga berfungsi dengan baik sebagai individu maupun sebagai anggota.

8. Paul B. Horton

Sosialisasi ialah suatu proses dimana seseorang menghayati serta memahami norma-norma dalam masyarakat daerah tinggalnya sehingga akan membentuk kepribadiannya.

9. Prof. Dr. Nasution, S.H.

Sosialisasi ialah proses membimbing individu ke dalam dunia sosial (sebagai warga masyarakat yang dewasa).

10. Sukandar Wiraatmaja

Sosialisasi ialah proses berguru mulai bayi untuk mengenal dan memperoleh sikap, pengertian, gagasan dan contoh tingkah laris yang disetujui oleh masyarakat.

11. Jack Levin dan James L. Spates

Sosialisasi ialah proses pewarisan dan pelembagaan kebudayaan ke dalam kepribadian individu.

12. John C. Macionis

Sosialisasi ialah pengalaman sosial seumur hidup di mana individu sanggup menyebarkan potensinya dan mempelajari pola-pola kehidupan


Berdasarkan pengertian sosialisasi yang dikemukakan di atas, sanggup ditarik beberapa kesimpulan berikut.

  • Sosialisasi ditempuh seorang individu melalui proses berguru untuk memahami, menghayati, menyesuaikan, dan melaksanakan suatu tindakan sosial yang sesuai dengan contoh sikap masyarakatnya.
  • Sosialisasi ditempuh seorang individu secara sedikit demi sedikit dan berkesinambungan, semenjak ia dilahirkan hingga final hayatnya.
  • Sosialisasi erat sekali kaitannya dengan enkulturasi atau proses pembudayaan, yaitu suatu proses berguru seorang individu untuk berguru mengenal, menghayati, dan menyesuaikan alam pikiran serta sikapnya terhadap sistem budpekerti dan norma, serta semua peraturan dan pendirian yang hidup dalam lingkungan kebudayaan masyarakatnya

2. Faktor-Faktor yang Memengaruhi Sosialisasi

Ada dua faktor yang secara garis besar sanggup memengaruhi proses sosialisasi, yaitu faktor intrinsik dan ekstrinsik.

  1. Faktor intrinsik, merupakan faktor-faktor yang berasal dari dalam diri seseorang. Seringkali disebut dengan pembawaan atau warisan biologis. Sejak lahir insan bahu-membahu telah mempunyai pembawaan-pembawaan yang berupa bakat, ciri-ciri fisik, dan kemampuan-kemampuan khusus warisan orangtuanya. Bentuk nyata dari faktor intrinsik ini antara lain postur tubuh, golongan darah, bakat-bakat seni, olahraga, ketrampilan-ketrampilan, IQ atau tingkat kecerdasan, dll. Faktor ini akan menjadi bekal seseorang untuk melaksanakan bermacam-macam kegiatan dalam sosialisasi. Hasilnya akan sangat besar lengan berkuasa terutama dalam perolehan keterampilan, pengetahuan, dan nilai-nilai dalam sosialisasi itu sendiri.
  2. Faktor ekstrinsik, ialah faktor-faktor yang berasal dari luar diri seorang individu. Faktor ekstrinsik ini berupa faktor lingkungan sosial budaya, daerah seorang individu hidup dan melaksanakan pergaulan dengan warga masyarakat yang lain. Sejak insan dilahirkan, ia telah mendapat efek dari lingkungan di sekitarnya. Adapun kondisi faktor ekstrinsik antara lain, kondisi lingkungan masyarakat setempat, kondisi lingkungan pergaulan, kondisi lingkungan pendidikan, kondisi lingkungan pekerjaa, kondisi lingkungan masyarakat luas, termasuk sebagai sarananya ialah media massa baik media massa cetak maupun elektronik. Nilai-nilai dan norma-norma yang ada dalam masyarakat menjadi pedoman bagi seseorang untuk melaksanakan banyak sekali kegiatan semoga sikap dan perilakunya sesuai dengan harapan masyarakat. Perpaduan antara faktor intrinsik dan ekstrinsik akan berakumulasi pada diri seseorang dalam melaksanakan sosialisasi.

3. Media Sosialisasi

Proses sosialisasi ini berlangsung melalui kematangan dan belajar, serta melalui media-media tertentu (agent of socialization), menyerupai berikut.

3.1. Media sosialisasi keluarga atau orangtua

Dalam keadaan normal, lingkungan pertama yang berafiliasi dengan anak ialah orangtua, saudara-saudara, serta mungkin kerabat erat yang tinggal serumah. Pola interaksi keluarga ini sangat berperan besar sebagai media sosialisasi bagi para anggota keluarganya. Melalui lingkungan, anak mengenal dunia sekitarnya, dan contoh pergaulan sehari-hari. Hubungan individu di masyarakat sangat dipengaruhi keluarga, alasannya keluarga mempunyai peranan sebagai berikut:

  1. Keluarga merupakan lingkungan pendidikan yang utama dan pertama dibandingkan dengan forum pendidikan manapun.
  2. Keluarga merupakan kelompok pergaulan hidup insan dengan volume terkecil dan kadar tertinggi.
  3. Keluarga merupakan mata rantai untuk korelasi jasmani dan rohani insan yang berlawanan jenis.
  4. Keluarga merupakan mata rantai dalam regenerasi dan pewarisan budaya.

Kebijakan orangtua yang menunjang proses sosialisasi anak-anaknya antara lain:

  1. Mengusahakan semoga anak-anaknya selalu berdekatan dengan orangtuanya.
  2. Memberikan pengawasan dan pengendalian yang wajar, sehingga jiwa anak tidak merasa tertekan.
  3. Mendorong anak semoga sanggup membedakan yang benar dan yang salah, yang baik dan buruk, yang pantas dan tidak pantas.
  4. Memperlakukan anak dengan baik. Untuk itu, orangtua harus sanggup berperan dengan baik.
  5. Menasehati bawah umur kalau melaksanakan kesalah atau kekeliruan.

Sebagai media sosialisasi keluarga pun mempunyai peranan untuk menghambat proses sosialisasi. Keluarga yang mempunyai kendala-kendala akan memengaruhi sikap dan kepribadian anggota keluarganya, yaitu:

  1. Keluarga modern merupakan kesatuan konsumtif, sehingga korelasi antarindividu dalam keluarga menjadi sangat berkurang.
  2. Keluarga sebagai forum (institute) sudah menjelma keluarga yang bersifat komplotan (companionship) yang sangat longgar ikatannya.
  3. Semakin banyak keluarga yang hidup terpisah dan meningkatnya perceraian, sehingga longgar intensitas interelasi sosialnya.

Dalam lingkungan keluarga dikenal dua macam contoh sosialisasi, yaitu:

3.1.1. Sosialisasi represif

Ciri-ciri sosialisasi represif antara lain:

  • Menghukum sikap yang keliru
  • Hukuman dan imbalan material
  • Kepatuhan anak kepada orangtua
  • Komunikasi sebagai perintah
  • Komunikasi non verbal
  • Sosialisasi berpusat pada orangtua
  • Anak memerhatikan keinginan orangtua
  • Keluarga merupakan significant order (dominasi orangtua)

3.1.2. Sosialisasi partisipasif

Ciri-ciri sosialisasi partisipasif antara lain:

  • Pemberian imbalan atau sanksi
  • Hukuman dan imbalan simbolis
  • Otonomi anak
  • Komunikasi sebagai interaksi
  • Komunikasi verbal
  • Sosialisasi berpusat pada anak
  • Orangtua memerhatikan keinginan anak
  • Keluarga merupakan generalized order (kerja sama ke arah tujuan)

Keseluruhan sistem berguru mengajar sebagai bentuk sosialisasi dalam keluarga bisa disebut sistem pendidikan keluarga. Sistem pendidikan keluarga dilaksanakan melalui contoh asuh, yaitu suatu contoh untuk menjaga, merawat, dan membesarkan anak. Pola ini tentu saja tidak dimaksudkan contoh mengasuh anak yang dilakukan oleh perawat atau baby sitter, menyerupai yang sering dilakukan oleh kalangan keluarga elite/kaya/sibuk di kota-kota besar.

Pola mengasuh anak di dalam keluarga sangat dipengaruhi oleh sistem nilai, norma, dan adat-istiadat yang berlaku pada masyarakat setempat. Jadi, kepribadian dan contoh sikap yang terdapat pada banyak sekali masyarakat suku bangsa sangat bermacam-macam coraknya.

3.2. Media sosialisasi teman sepermainan

Teman sepermainan merupakan lingkungan sosial kedua yang akan ditemui oleh seorang individu sehabis keluarga. Teman sepermainan merupakan kelompok sosial yang jumlahnya kecil, mempunyai kesamaan usia, mempunyai kesamaan kegiatan yaitu bermain, dan biasanya kelompok ini mempunyai tujuan yang sama, yaitu mencari kepuasan rohani yaitu tujuan rekreatif. Intensitas interaksi sosial antarkelompok ini sangat tinggi, ditandai dengan rasa saling mempunyai satu sama lain dan bahagia melaksanakan kegiatan bersama-sama. Kelompok sosial ini bukan berdasarkan atas korelasi darah, keturunan ataupun kekerabatan tetapi atas dasar seringnya terjadi pertemuan antaranggota kelompok dan kesamaan kepentingan.

Teman sepermainan disebut sebagai sahabat, pada usia remaja contoh korelasi antarsahabat ini memperlihatkan efek yang besar dalam proses sosialisasi dan pembentukan kepribadian. Adakalanya seorang teman menjadi faktor pendorong seorang individu untuk melaksanakan tindakan sosial. Peranan positif dari kelompok persahabatan bagi perkembangan kepribadian anak, yaitu:

  1. Remaja merasa kondusif dan dianggap penting dalam kelompok persahabatan.
  2. Individu yang bergabung dengan kelompok persahabatan akan lebih cepat mengalami proses pendewasaan, alasannya individu senantiasa berinteraksi dan membangun interelasi dengan anggota kelompoknya.
  3. Remaja sanggup tumbuh dengan baik dalam kelompok persahabatan.
  4. Membantu proses kemantapan dan kepribadian individu dalam masyarakat.
  5. Remaja mendapat daerah yang baik bagi penyaluran rasa kecewa, takut, khawatir, tertekan, besar hati yang mungkin tidak di dapatkan di rumah.
  6. Kelompok sosial ini sanggup memperlihatkan rasa nyaman terhadap individu, maksudnya individu sanggup mencurahkan ekspresi atas segala perasaan yang dialaminya.
  7. Pada korelasi persahabatan ini, individu sanggup menyebarkan keterampilannya.
  8. Pengakuan terhadap eksistensi individu alasannya dianggap diakui dan dianggap penting oleh anggota kelompok lainnya, sehingga individu akan mempunyai rasa aman.

Selain memperlihatkan dampak positif, kelompok sosial ini juga sanggup memperlihatkan dampak negatif terhadap individu atau anggota kelompok. Pengaruh negatif itu, di antaranya:

  1. Pembentukan kelompok sosial yang terjadi alasannya adanya kepribadian dan kepentingan akan mengakibatkan eksklusifisme kelompok.
  2. Penyimpangan tata nilai dan norma yang dianut oleh anggota kelompok.

3.3. Media sosialisasi sekolah

Di sekolah seorang anak akan berguru mengenal hal-hal gres yang tidak ia dapatkan di lingkungan keluarga maupun teman sepermainannya. Selain itu juga berguru mengenal nilai dan norma yang berlaku dalam masyarakat sekolah. Sekolah juga menuntut kemandirian dan tanggung jawab pribadi seorang anak dalam mengerjakan tugas-tugasnya tanpa santunan orangtuanya.

Adapun fungsi pendidikan sekolah sebagai salah satu media sosialisasi, antara lain:

  1. Mengembangkan potensi anak untuk mengenal kemampuan dan bakatnya.
  2. Melestarikan kebudayaan dengan cara mewariskannya dari satu generasi ke generasi berikutnya.
  3. Merangsang partisipasi demokrasi melalui pengajaran keterampilan berbicara dan menyebarkan kemampuan berpikir secara rasional dan bebas.
  4. Memperkaya kehidupan dengan membuat cakrawala intelektual dan cita rasa keindahan kepada para siswa, serta meningkatkan kemampuan beradaptasi melalui bimbingan dan penyuluhan.
  5. Meningkatkan taraf kesehatan melalui pendidikan olahraga dan kesehatan.
  6. Menciptakan warga negara yang mengasihi tanah air, serta menunjang integritas antarsuku dan antarbudaya.
  7. Mengadakan hiburan umum (pertandingan olahraga atau pertunjukan kesenian).

3.4. Media sosialisasi lingkungan kerja

Lingkungan kerja juga mempunyai efek yang besar dalam pembentukan kepribadian seseorang. Di lingkungan kerja, seseorang akan berinteraksi dengan teman sekerja, pimpinan dan kekerabatan bisnis. Dalam proses interaksi akan terjadi proses saling mempengaruhi. Pengaruh-pengaruh itu akan menjadi potongan dari dirinya.

Dalam melaksanakan interaksi di lingkungan kerja, setiap orang harus menjalankan peranan sesuai dengan kedudukannya. Nilai dan norma pergaulan sehari-hari tidak sanggup diterapkan pada lingkungan kerja alasannya posisi atau jabatan seseorang sangat memengaruhi korelasi yang harus dijalankannya. Seorang pemimpin suatu perusahaan walaupun umurnya lebih muda tetap harus dipatuhi dan dihormati oleh bawahannya yang mungkin umurnya lebih tua. Jadi, lingkungan kerja telah melahirkan peranan seseorang sesuai dengan jabatan atau kedudukannya yang memengaruhi tindakannya sebagai anggota masyarakat.

3.5. Media massa sebagai media sosialisasi

Media massa merupakan alat sosialisasi yang penting alasannya sanggup membantu memperlihatkan pengetahuan kepada masyarakat perihal norma-norma dan nilai-nilai yang ada dalam masyarakat.

Media massa terdiri atas media cetak (surat kabar dan majalah) dan media elektronik (radio, televisi, video, film, dan internet). Meningkatnya teknologi komunikasi dan isu memungkinkan peningkatan kualitas pesan serta peningkatan frekuensi penyertaan masyarakat atas pesan tersebut memberi peluang bagi media massa untuk berperan sebagai biro sosialisasi yang semakin penting.

Pesan-pesan yang ditayangkan melalui media massa, salah satunya televisi sanggup mengarahkan masyarakat ke arah sikap proporsional (sesuai dengan norma-norma masyarakat) atau sikap antisosial (bertentangan dengan norma-norma masyarakat). Untuk mencegah hal-hal yang tidak diinginkan, beberapa stasiun televisi menyarankan semoga anak selalu didampingi oleh orangtuanya dalam menonton program televisi. Hal ini dimaksudkan semoga orangtua memperlihatkan pengertian kepada anak mengenai program yang disajikan, supaya anak mengerti maksud isi program itu.


Sumber:
Soekanto, Soerjono. 1982. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada.
Setyono, Budhi. 2011. Bahas Total Matematika, Fisika, Biologi, Kimia, Ekonomi, Geografi, dan Sosiologi Sekolah Menengan Atas kelas X IPA. Jakarta Selatan: KAWAHmedia.
Mulyadi, Yad. 2012. Panduan Sosiologi Sekolah Menengan Atas Kelas X. Jakarta Timur: Yudhistira.
Tim MGMP Kota Denpasar. 2012. TUNTAS (Tuntunan Ke Universitas) Sosiologi untuk Sekolah Menengan Atas / MA Kelas X. Denpasar: Graha Pustaka.

Tetap Semangat! | Materi Pelajaran, Catatan Harian

Facebook Twitter Google+

Back To Top